Vaksin Pfizer Dan Astrazeneca Berefek Demam Tapi Aman
Dalam tiga pekan terakhir, pergerakan vaksinasi covid-19 alami pengurangan. Pengurangan itu muncul karena stock vaksin Sinovac yang mulai tipis dan semakin banyak memakai vaksin Pfizer dan Astrazeneca. Tetapi, masih tetap ada kebimbangan dari warga pada ke-2 vaksin itu. Walau sebenarnya, dua vaksin asal dari Amerika Serikat dan Inggris itu telah mendapatkan ijin BPOM dan aman untuk dipakai.
"Dua vaksin itu sama amannya (dengan Sinovac) dan efikasinya semakin tinggi," kata Menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada pertemuan jurnalis up-date PPKM. Efikasi ialah tingkat kemanjuran satu vaksin pada sesuatu penyakit. Dalam masalah ini vaksin Pfizer mempunyai efikasi 95 % pada umur 16 tahun ke atas. Efikasi vaksin dengan 2 jumlah standard AstraZeneca yang dihitung semenjak 15 hari pemberian jumlah ke-2 sampai pengawasan sekitaran dua bulan memperlihatkan efikasi sejumlah 62,10 % mencuplik situs sah BPOM.
Budi menjelaskan jika banyak warga yang cemas demam selesai divaksinasi. Menyikapi hal itu, Budi mengutarakan jika demam ialah reaksi yang lumrah selesai divaksinasi. "Pfizer dan Astrazeneca benar ada demam, seperti saat kita kecil divaksinasi cacar. Tak perlu takut, vaksin ini telah bisa dibuktikan aman," terangnya.
Budi menjelaskan stock vaksin COVID-19 di Indonesia banyak yang datang belakangan ini ialah vaksin bantuan. Yang terbanyak diterima ialah Pfizer dan Moderna. "Ini vaksin yang bagus dan efikasi tinggi," kata Budi. Sampai sekarang ini, telah 287 juta jumlah vaksin COVID-19 yang sampai di Indonesia. Sekitaran 237 juta jumlah telah dikirim ke wilayah dan bekasnya masih tetap ada 50 juta jumlah.
"50 juta jumlah cukup buat sebulan di depan," tutupnya . Maka, tidak boleh sangsi untuk memperoleh vaksin tipe apa saja. Karena pemerintahan telah jamin berkaitan keamanan vaksin buat tekan pergerakan penebaran virus covid-19.